Abu Ismail, Muhammad
Maksud dari dakwah adalah mendekatkan manusia kepada agama Allah, namun sangat disayangkan, sebagian manusia yang menisbatkan dirinya kepada dakwah, justru menjadi sebab mereka menjauh dari agama yang mulia ini, dengan sikap tidak hikmahnya, sifat ketergesa-gesaan, kekasaran atau kejahilannya.
Rasulullah saw mensinyalir adanya model manusia tersebut dalam hadits Abu Mas’ud Al-Anshori:
إِنَّ مِنْكُمْ مُنَفِّرِينَ
“Sungguh, diantara kalian ada orang-orang yang membuat manusia lari !”
Ibnu Atsir menerangkan bahwa makna (مُنَفِّرين) adalah “Orang yang menghadapi manusia dengan keras dan kasar sehingga mereka lari dari islam dan agama.” An-Nihayah (5/202).
Sifat keras, kasar da kaku adalah sifat yang sangat merugikan jika ada dalam diri seorang dai. Dan dengan rahmat Allah sifat-sifat tersebut ditiadakan pada diri Rasulullah shalallohu’alaihi wasallam. Allah mudahkan kekasih-Nya bersikap lemah lembut dan jauh dari sikap yang tidak terpuji, sehingga manusia pun mengelilingi Sang Rasul dengan penuh cinta. Allah berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. Ali Imran: 159
Ayat ini menunjukkan bahwa sikap kasar dan kaku yang ada pada seorang da’i menjadi salah satu sebab berpalingnya manusia dari agama, sebaliknya kelembutan dan hikmah menjadi sebab manusia berduyun-duyun menerima dakwah.
Dalam catatan sejarah kita dapatkan bahwa Rasulullah tidak henti-hentinya berpesan kepada utusan-utusan beliau agar berdakwah dengan penih hikmah, memudahkan dan tidak membuat manusia susah apalagi lari dari jalan Allah. Dalam sebuahh Hadits disebutkan:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ أَمْرِهِ قَالَ بَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا
Dari Abu Musa mengatakan, Setiap kali Rasulullah mengutus utusan untuk sebuah urusan, beliau berpesan: “Berikan kabar gembira dan Jangan kalian membuat manusia lari, mudahkan dan jangan kalian menyusahkan.” (HR. Muslim dari shahabat Abu Musa)