Al-Ustadz Abu Humayd Fauzi Bin Isnain Hafidzahullah
Mendambakan Ketentraman?
Selama jiwa masih memiliki kedekatan dengan Al Quran, maka kebaikan pun terus melimpah untuknya. Allah menyebut Al Quran sebagai ruh. (Asy Syura : 42 ). Ruh yang menjadikan jiwa ini hidup. Tanpanya jiwa akan mati. Dengannya, jiwa akan mendapatkan ketenangan. Merasakan kelapangan. Hilang dengannya kegalauan.
Oleh sebab itu jiwa-jiwa yang beriman, terlebih saat datang bulan suci Ramadhan merasa lebih dekat kepada Allah. Terasa lebih kuat ikatan dengan kalam-Nya. Karena mereka menemukan kedamaian saat melafazkan ayat-ayat Allah. Sehingga muncul angan-angan sekiranya Allah jadikan sepanjang tahun adalah ramadhan.
Orang-orang yang beriman dan tenang jiwanya dengan zikrullah. Ingatlah, hanya dengan zikrullah, kalbu mendapatkan ketenangan (Ar Ra’du : 28)
Merekalah yang jika diingatkan tentang Allah, hati merasa takut. Dan jika dibacakan ayat-ayatnya, iman meningkat. Lalu hanya kepada Yang Maha Memiliki mereka berpasrah diri. (Al Anfal : 2)
Dalam hadits shahih, Nabi bersabda : “Tidaklah orang-orang berkumpul di dalam salah satu rumah Allah, mereka membaca Kitab Allah, di antara mereka saling belajar satu dengan yang lain, kecuali akan turun atas mereka rasa tenang, rahmat akan dicurahkan, dan para malaikat akan mengerubungi mereka, bahkan Allah membanggakan mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR Muslim, dan yang lain)
Ingin Kaya Dengan Al Quran?
Suatu hari, Rasulullah menawarkan kepada para shahabat sebuah perniagaan yang sangat bernilai mahal. Yang bisa didapatkan hanya dengan waktu singkat. Tanpa ada resiko. Tidak perlu mencari modal. Pasti untung. Dan Bisa didapatkan keuntungannya tiap hari tanpa susah payah. Tanpa memilih tanggal dan pasaran.
“Adakah yang mau untuk pergi tiap hari ke Buth-han (sebuah blok di Madinah), atau bisa pula ke ‘Aqiq? Cukup dengan berangkat sepagi mungkin. Lalu pulang ke rumah membawa dua ekor unta gemuk dan berpunuk. Bukan dengan cara curang dan harus mengorbankan silaturahmi?” Sabda Nabi menawarkan kepada para shahabat.
Sontak mereka menjawab, “Kami semua mau”
Kalau begitu, mengapa kalian tidak datang sepagi mungkin ke masjid lalu memahami dua ayat, atau membacanya. (Sungguh) itu lebih berharga daripada dua ekor unta. (Jika engkau baca) tiga ayat, maka itu lebih berharga daripada tiga unta. Empat ayat lebih baik daripada empat unta. Dan sejumlah apapun ayat (yang kalian baca) lebih baik dari jumlah yang sama dari unta unta. (HR. Muslim) –
Begitulah Nabi kita menjelaskan semangat macam apa yang selayaknya diwujudkan dari seorang muslim. Ambisi seorang terhadap perkara dunia yang fana tidaklah akan mengantarnya kepada kebaikan yang agung. Padahal kebaikan itu adalah perkara yang pasti kita cari ‘setengah mati’. Dunia itu adalah hiasan yang akan berkesudahan. Ada saat hilang dan berpisah darinya. Kebaikan yang sesungguhnya adalah amal shaleh. Zikrullah. Kebaikan yang akan terus abadi bersama seorang muslim hingga dia meninggalkan dunia ini, menghadap Allah Sang Maha Memiliki.
Ibham abhum